Bila Anda melakukan trading ketika volatilitas sedang sangat tinggi, maka itu memang membuat deg-degan. Jika berhasil, maka untungnya besar. Jika loss, maka mungkin Anda akan menyesal. Trader yang sudah sangat senior di bidang ini seringkali tidak menyarankan trading forex saat volatilitasnya tinggi sebab resiko yang lebih besar dari yang biasa. Apa sebenarnya volatilitas dan seperti apa cara yang paling aman untuk melakukannya.
Bagaimana Melakukan Trading Forex yang Baik Ketika Volatilitas Menjadi Tinggi
Apa yang dimaksud dengan volatilitas? Anda mungkin menyadari bahwa ada kalanya pasar akan menjadi begitu tenang untuk beberapa sesi. Tapi dalam kurun waktu beberapa jam setelahnya, ratusan pip kemudian muncul dan mulai bergerak. Inilah yang dinamakan dengan volatilitas. Jika dilihat dari tipenya, terdapat 2 jenis yaitu sisipan dan historis. Sisipan merupakan kondisi abnormal dari Price Action di masa depan. Sementara historis adalah Price Action trading forex yang normal.
Periode normalnya bisa dalam kurun waktu tahunan namun bisa juga bulanan. Untuk volatilitas yang sisipan ini seringkali akan melebihi dari historis. Jika Anda mampu mengetahui celahnya, maka Anda pun bisa memaksimalkan volatilitas ini baik yang rendah maupun tinggi sesuai dengan keinginan untuk bisa memperoleh untung besar dan setidaknya menghindari kerugian yang dapat terjadi. Inilah dua cara yang dapat Anda lakukan antara lain:
1. Mengecilkan Loss Atau Kerugian
Seringkali ketika volatilitas tinggi, price action pun akan “choppy” dan Anda memang diharuskan memiliki target dengan menggunakan metode Stop Loss kecil untuk bisa memperleh Take Profit yang sangat besar. Teknik ini seringkali memberikan hasil yang sangat terbaik ketika metodenya diaplikasikan untuk pasar dengan volatilitas yang terbatas di bagian range tertentu. Memang sedikit berbahaya namun setidaknya sangat ampuh untuk mencegah adanya breakout.
Contohnya adalah di tahun 2018 ketika muncul kebijakan The Fed. EURO dan Dolar terus bergerak turun menjadi 400 hingga 500 pip untuk sesi tertentu dengan batasan dibawah 1.0500 dan untuk batasan diatasnya adalah 1.1050. Saat kedua mata uang ini mampu menembus level tertinggi, harganya akan melonjak menjadi 1.1450. Bila Anda menempatkan sistem Order Sell dengan teknik Stop Loss yang nilainya hingga 300 pip diatas dari batas atas, maka Anda akan mengalami kerugian.
Baca Juga : Inilah Broker Forex Terbaik dan Terpercaya untuk Pemula
2. Memperluas Kembali Target Anda
Ketika pasar mulai mengalami sedikit perubahan yang tidak menentu, maka kondisi yang paling logis untuk Anda lakukan adalah memperluas target dari Take Profit Anda maupun juga Stop Loss. Namun di dalam teknik ini ada tiga perilaku yang nantinya akan dimunculkan oleh Price Action ketika volatilitas akan mengalami peningkatan.
Perilaku yang pertama adalah pasar yang dinilai volatilitas akan menggunakan ratusan pip hanya dalam 1 arah tanpa pernah melihat lagi ke belakang.
Kedua adalah adanya probabilitas ratusan pip mulai bergerak menuju Price Action yang dianggap “choppy” sehingga pembalikan akan terjadi untuk setiap legnya.
Terakhir, kemungkinan adanya pergerakan yang naik turun begitu cepat untuk rentang waktu tertentu. Cara yang paling aman memang dengan menaikkan target Take Profit atau Stop Loss supaya lebih aman. Cara ini dapat pula membuat Anda menghindari dampak yang negatif dari adanya perubahan harga sekaligus sebagai cara meminimalkan kerugian ketika Anda mencoba untuk meningkatkan potensi dari keuntungan.
Selain itu, di dalam trading forex ini, penting bagi Anda untuk menurunkan leverage karena ini sangat bermanfaat bagi Anda yang ingin memperoleh keuntungan sangat besar. Namun jika Anda memang ragu untuk trading dalam kondisi volatilitas, maka Anda masih bisa mundur dan tidak melanjutkan.
Silahkan beri penilaian untuk artikel ini: