Rilis data New Home Sales pada bulan Maret 2019 dilaporkan naik hingga mendekati level tertingginya dalam 1.5 tahun terakhir. Laporan tersebut melengkapi peningkatan penjualan ritel dan ekspor Amerika Serikat yang dirilis sebelumnya, sehingga dapat mendukung Dolar AS ke posisi lebih perkasa menjelang rilis data preliminer Gross Domestic Product (GDP) AS kuartal I/2019 pada hari Jumat mendatang.
Meskipun estimasi awal tentang GDP AS kuartal I/2019 mengharapkan kenaikan sekitar 2.1 persen (Quarter-over-Quarter), tetapi para pelaku pasar mengantisipasi rilis data aktual yang lebih tinggi. Di tengah antisipasi tersebut, minimnya laju inflasi Australia dan resesi industri Zona Euro jadi cenderung menekan Aussie dan Euro versus Greenback.
Indeks dolar AS, yang diukur dari greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,38 persen menjadi 97,66 pada pukul 17.20 GMT, tak lama sebelum penyelesaian perdagangan emas. Sedangkan, Pasangan mata uang AUD/USD mengalami pelemahan nyaris 1 persen hingga level terendah 0.7027, setelah data inflasi konsumen di Australia tak mengalami kenaikan sama sekali selama kuartal I/2019.
Pasangan EUR/USD melemah 0.15 persen ke arah 1.1200, padahal kemarin sudah tumbang sekitar 1 persen pasca adanya laporan rasio utang Zona Euro. Data Eurostat menunjukkan sekitar 11 negara anggota Zona Euro gagal dalam memangkas utang ke level sebelum masa krisis utang Eropa, serta masih menanggung rasio utang (Debt-to-GDP Ratio) lebih tinggi dibandingkan standar 60 persen yang ditentukan oleh Uni Eropa.
Dolar AS juga naik pesat terhadap Dolar Kanada, USD/CAD naik 0.3 persen ke kisaran 1.3460. Pelaku pasar memperkirakan bank sentral Kanada bakal menyampaikan sinyal yang lebih dovish dalam pengumuman pasca rapat kebijakan nanti malam. Lemahnya data ekonomi domestik Kanada diperkirakan akan memaksa BoC membatalkan rencana perubahan kebijakan dalam tahun ini, serta merevisi turun ekspektasi suku bunga normalnya.