Dolar AS Naik ditengah Inflasi Inggris Alami Lonjakan Bulan April

Indeks dolar AS pada Rabu 18 Mei 2022 menguat terhadap beberapa mata uang utama lainnya, Seiring sterling melemah karena angka inflasi Inggris melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun pada bulan April.

Indeks dolar AS terhadap beberapa mata uang utama lainnya menguat sebesar 0,32% menjadi 103,724. Sementara, Pair EUR/USD melemah 0,39% pada 1,0506. Pair GBP/USD turun 0,90% menjadi 1,2378 dan Pair USD/JPY merosot 0,15% menjadi $129,19.

Inflasi Inggris melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun lalu, Pasca data yang dirilis Rabu menunjukkan harga konsumen melonjak sebesar 9% di tahun ini hingga April, menambah tekanan bagi Bank of England untuk bertindak.

Bank sentral Inggris pada pertemuan penetapan kebijakan terakhir menaikkan suku bunga menjadi 1%, kenaikan keempat kali berturut-turut, dan angka inflasi yang tinggi menandakan bahwa bank itu harus melanjutkan pengetatan kebijakan moneter meskipun risiko resesi meningkat.

Bank Central Eropa relatif lambat dalam memulai pengetatan kebijakan moneter, tetapi ekspektasi tumbuh bahwa bank ini akan dipaksa untuk menaikkan suku bunga di musim panas mengingat adanya ancaman inflasi.

Anggota Dewan Gubernur Bank Central Eropa ‘Klaas Knot, pada hari Selasa, menjadi pejabat zona euro pertama yang menyarankan kemungkinan kenaikan suku bunga 50bps jika risiko inflasi memburuk, meskipun saat ini ia mendukung kenaikan 25 bps pada Juli mendatang.

Sementara itu, Imbal hasil Treasury AS berada dalam tren naik, terakhir mencapai angka 2,9878%. ‘Jerome Powell, Ketua Federal Reserve AS, mengatakan dalam sebuah acara Wall Street Journal pada hari Selasa bahwa Fed akan “terus mendorong” untuk memperketat kebijakan moneternya sampai ada tanda-tanda yang jelas bahwa inflasi melambat.

Klik icon dibawah untuk Membagikan Tulisan ini

Leave a Comment