Pahami Perbedaan Reksadana Syariah dan Konvensional Dalam Investasi

Reksadana merupakan satu bentuk investasi yang juga menguntungkan bagi para pelakunya. Namun banyak yang menilai dan takut jika bentuk investasi ini rupanya melanggar norma agama sehingga mereka lebih memilih reksadana syariah sebagai salah satu instrumen investasi yang sesungguhnya tidak memiliki perbedaan cara kerja namun jauh lebih mengikuti syariat agama. Disini manajer investasinya akan membuat portofolio investasi yang lebih aman di bawah syarat yang syariah.

Apa Perbedaan dan Syarat Reksadana Syariah Dengan Konvensional Dalam Berinvestasi?

Pahami Perbedaan Reksadana Syariah dan Konvensional Dalam Investasi

Tetap ada perbedaan dari reksadana syariah dan juga konvensional. Investasi bisa dikelola dimanapun juga jika memilih reksadana konvensional namun terdapat syarat yang perlu dipenuhi apabila ingin masuk ke dalam kategori syariah. Sementara itu, terdapat pula beberapa tahapan yang berbeda namun tetap perlu dilakukan untuk proses transaksi dana syariah. Ada dampak yang akan terjadi dimana investor nantinya bisa merasakannya begitu mereka melakukan proses yang syariah.

Baca Juga : Strategi Investasi Jangka Panjang Bagi Orang Awam

Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa investasi yang satu ini harus atau wajib untuk dikelola dan dijalankan sesuai dengan prinsip syariah. Para manajer investasi hanya mengelola produk dana dalam investasi yang telah terdaftar di dalam Daftar Efek Syariah atau DES. Daftar ini juga tidak sembarangan dibuat melainkan telah resmi dikeluarkan OJK atau Otoritas Jasa Keuangan sebanyak dua kali di dalam setahun. Bahkan terdapat syarat yang perlu dipenuhi apabila sebuah perusahaan ingin sekali sahamnya terdaftar di dalam DES antara lain:

1. Aktivitas usaha yang dijalankan sama sekali tidak boleh bertentangan dari prinsip syariah yang ada. Hal yang dianggap bertentangan contohnya adalah perusahaan rokok, atau perusahaan yang memperjualbelikan barang haram, usaha yang memiliki kaitan dengan perjudian, usaha yang di dalamnya banyak sekali unsur suap dan sebagainya.

2. Total utang yang Anda miliki jauh lebih kecil nilainya dibandingkan dengan set yang dipunyai. Suatu perusahaan yang sahamnya akan dimasukkan ke dalam investasi ini harus mempunya total utang kurang dari 45% daripada total aset yang dimiliki oleh perusahaan.

3. Pendapatan atau income perusahaan yang dianggap tidak “halal” pemasukkannya harus lebih kecil nilainya dibandingkan dengan aset yang ada. Perusahaan hanya diijinkan untuk memiliki pendapatan yang dianggap tidak halal ini kurang dari 10% bila dibandingkan dengan keseluruhan pendapatan usaha yang ada.

Proses Cleansing di Dalam Reksadana Syariah

Bila terdapat perusahaan yang sama sekali tidak memenuhi semua syarat yang diberikan ini, maka pihak investasi reksadana syariah pun tidak akan sama sekali berinvestasi. Hal yang membedakan antara produk syariah lainnya dengan reksadana konvensional adalah terdapat proses cleansing atau pembersihan dimana ini dilakukan khusus untuk pendapatan yang dianggap tidak halal. Pendapatan yang “haram” ini maksudnya adalah pendapatan yang sama sekali tidak sesuai dengan syariah.

Baca Juga : Daftar Broker Forex Islam Terbaik Penyedia Akun Syariah (Free Swap)

Contoh dari pendapatan yang dianggap haram adalah ribawi. Contohnya adalah pendapatan yang diperoleh dari bunga yang diberikan bank. Di dalam pengelolaan dana syariah dan konvensional, dana yang dikelola manajer investasi ini sesungguhnya tidak dipegang sendiri oleh pihak investasi. Dana ini nantinya akan disimpan di dalam bank kustodian sementara pihak manajer investasi hanya memberikan instruksi pada bank kustodian itu dalam melakukan berbagai transaksi dari dananya.

Bila dana dari investor belum ditransaksikan, maka ada kalanya jika dana ini akan mengendap begitu lama di dalam bank kustodian sehingga akan lebih banyak memberikan bunga. Pendapatan semacam ini seringkali masuk ke dalam dana yang telah syariah secara tidak disengaja dan sama sekali tidak bisa dihindari juga. Karena bunga itu tidak sesuai dengan syarat agama, maka proses cleansing pun diperlukan. Pendapatan ini kemudian disisihkan dulu dari keuntungan halal dan jumlah investasi Anda dan hasil cleansing reksadana syariah bisa digunakan untuk amal.

Silahkan beri penilaian untuk artikel ini:

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)

Loading...

Klik icon dibawah untuk Membagikan Tulisan ini

Leave a Comment