Indeks Dolar AS pada perdagangan Senin 22 Juni 2020 melemah dipicu risiko penyebaran pandemi virus corona (Covid-19) gelombang kedua. dolar AS yang menyandang status sebagai safe haven justru kali ini mengalami pelemahan.
Dalam perdagangan indeks dolar AS di ukur grenback melemah 0,2 % ke 97,4. Sementara, Nilai tukar rupiah terhadap dolar as melemah 54 poin atau 0,38 persen ke level Rp14.154 perdolar AS.
Gelombang kedua penyebaran virus corona kini memang sedang menghantui berbagai negara. China, Sebagai negara asal virus corona kini kembali menghadapi peningkatan kasus meski china sebelumnya sudah sukses meredam penyebarannya.
Namun, episenter penyebaran corona yang berada Beijing. Setelah 50 hari tanpa transmisi lokal Covid-19 alias nol kasus, Beijing melaporkan kasus baru pertama pada Jumat 12 Juni 2020. Komisi Kesehatan Nasional China pada hari ini melaporkan 18 kasus terinfeksi baru, sembilan di antaranya di Beijing, sehingga jumlah total kasus di Beijing saat ini 236 orang.
AS juga melaporkan Minggu kemarin, rekor terbaru penambahan kasus terinfeksi di beberapa negara bagian. jumlah kasus baru pada Jumat dan Sabtu lebih dari 30.000 orang terinfeksi. Kenaikan kasus tersebut menjadi yang terbesar sejak 1 Mei, berdasarkan data Johns Hopkins CSSE sebagaimana diktip CNBC.
Jika jumlah kasus terinfeksi terus meningkat di seluruh AS, maka kebijakan social distancing akan kembali diterapkan. Jika kebijakan tersebut benar-benar di terapkan akan berisiko memukul perekonomian AS. Lonjakan kasus corona akan berpotensi pada daya tarik dolar AS kian menurun, menurut analis Deutsche Bank Sameer Goel.