Indeks dolar menguat pada perdagangan rabu 15 Mei 2019 meski rilis data penjualan ritel pada bulan April mengalami penurunan. Kuatnya dolar di dorong dari performa dua lawannya yakni euro dan poundsterling yang sedang lesu.
Pada rabu malam, indeks dolar mengalami penguatan sekitar 0,1 persen ke level 97,62. dari enam mata uang utama lawannya yakni euro, yen, dolar Kanada, poundsterling, franc Swiss, dan krona Swedia.
Sementara itu, pada mata uang euro melemah 0,14 persen dan pound turun 0,53 persen, yen menguat 0,28 persen. deretan dari enam mata uang lainnya, seperti franc Swiss naik 0,14 persen, dolar Kanada melemah 0,14 persen dan krona Swedia turun 0,19 persen.
Departemen Perdagangan AS merilis data pada penjualan ritel di bulan April turun 0,2 persen setelah sebelumnya naik 1,7 persen. Sedangkan untuk penjualan ritel inti yang tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan hanya tumbuh 0,1 persen.
Pelemahan pada kedua mata uang euro dan pound sudah cukup membuat dolar menguat, ditambah mata uang lainya yang juga melemah yaitu dolar Kanada dan krona Swedia.
Mata uang Poundsterling sangat tergantung sekali dengan isu Brexit, kabar dari brexit terbaru selalu membuat mata uang ini melemah atau malah sebaliknya menguat dengan cepat.
Penguatan indeks dolar pada rabu malam juga bisa berdampak buruk bagi rupiah, pada perdagangan pembukaan hari ini. Apalagi rupiah pada hari ini kamis pagi sudah berada pada posisi lemah di Rp 14.543,00 Rupiah.
Pada Pasar saham Amerika Serikat, Wall Street pada perdagangan Rabu juga jatuh. Hal ini dipicu data ekonomi AS dan China yang membuat kekhawatiran investor akan pelemahan ekonomi global, terlebih didorong adanya perang dagang yang sedang memanas oleh kedua negara tersebut.