Harga minyak pada perdagangan 10 Desember 2019 melemah. Hal ini dikarenakan sentimen negatif prospek permintaan global yang melambat dari perjanjian OPEC pada akhir pekan lalu untuk penurunan produksi minyak mentah pada awal 2020.
Harga minyak west texas intermediate (WTI) turun 0,5 % atau 29 sen ke US$ 58,72 per barel. Sementara, Harga minyak mentah berjangka Brent melemah 0,5 % atau 34 sen, pada $ 63,92 per barel.
Kelemahan itu datang di tengah perkembangan baru perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang telah menghambat pertumbuhan ekonomi secara global. Putaran tarif AS berikutnya terhadap barang-barang Cina sekitar $ 156 miliar yang akan dijadwalkan pada 15 Desember.
Sementara, Menteri Pertanian AS Sonny Perdue mengatakan pada hari Senin bahwa Presiden AS Donald Trump tidak ingin menerapkan putaran tarif berikutnya.
Data yang dirilis pada hari Minggu dalam jajak pendapat Reuters, Menunjukkan ekspor dari China pada bulan November turun 1,1% dari tahun sebelumnya, dibawah perkiraan untuk kenaikan 1%.
Disisi lain, Analis mengatakan mengatakan meskipun saat ini dibayang-bayangi, langkah oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen seperti Rusia, untuk memperdalam penurunan produksi dari 1,2 juta barel per hari (bpd) menjadi 1,7 juta barel per hari akan tetap menjadi faktor pendukung jangka menengah. Tetapi peningkatan produksi non-OPEC mengancam untuk menangkal upaya untuk membatasi pasokan minyak mentah global.
Terlepas dari pengekangan sukarela oleh OPEC, pasar minyak dunia tetap mendapat pasokan minyak dengan baik dengan produksi non-OPEC diperkirakan akan meningkat lebih dari 2 juta barel per hari tahun depan, dengan peningkatan besar di AS, Brasil, dan Norwegia.