Harga minyak mentah turun tajam lebih dari 2 persen pada perdagangkan sesi Asia hari Senin (06/05) Akibat tweetnya Presiden AS Donald Trump yang mengatakan akan kembali menaikkan tarif barang-barang Cina minggu ini, berisiko mengganggu pembicaraan sebelumnya dalam perdagangan yang berbulan-bulan antara AS dan China.
Trump dalam tweetnya mengatakan bahwa 10% tarif saat ini atas barang-barang dari Cina senilai $200 miliar akan dinaikan menjadi 25%. Dia juga menambahkan sesegera mungkin akan mengenakan tarif 25%, tambahan $325 miliar barang Cina.
Meskipun sebelumnya akan dijadwalkan negosiasi perdagangan antara pejabat Washington dan Beijing pada hari Rabu, presiden Trump menyesalkan kemajuan berjalan terlalu lambat disaat Cina mencoba menegosiasikan kembali ketentuan kesepakatan.
Harga minyak mentah berjangka Brent berada di $69,41 per barel, harga acuan internasional yang turun sekitar $1,49, atau 2,01 persen dari penutupan perdagangan sesi Amerika beberapa saat lalu. untuk harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melemah sekitar $1,42 atau 2,29 persen berada di $60,61 per barel yang sebelumnya sempat ke posisi 60.05, merupakan harga terendah sejak 29 Maret.
Selain itu dalam industri minyak, ada tanda akan kenaikan lebih lanjut dalam output dari Amerika Serikat, di mana pada produksi minyak mentah telah melonjak lebih dari 2 juta barel per hari (bph) sejak awal 2018, ke rekor 12,3 juta bph. Itu yang membuat AS sebagai produsen terbesar dunia di atas Rusia dan Arab Saudi.
Tertekan juga oleh adanya laporan dari perusahaan jasa minyak Baker Hughes, bahwa jumlah rig pengeboran untuk gas di Amerika Serikat turun sekitar 3-183 dalam minggu hingga 3 Mei, sementara pada rig pengeboran yang sudah diarahkan minyak naik 2 hingga 807.