Indeks Dolar AS pada pembukaan perdagangan hari Kamis 4 Juli 2019, Sesi Eropa diperdagangkan sideways sekitar level 96.77, seiring dengan menurunnya yield obligasi pemerintah AS (US Treasury). Menjelang rilis data Non-farm Payroll (NFP) esok hari Jum’at 5 Juli 2019, meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed juga mendorong Greenback melemah terhadap beberapa mata uang mayor, dan bank sentral lain juga diperkirakan bakal mempertahankan kebijakan moneter longgar.
Saat ini, Investor tertuju data Non-farm Payroll (NFP) yang akan dirilis pada hari Jumat besok. Pakar Ekonom mengestimasikan akan kenaikan NFP sebesar 160,000 pada bulan Juni 2019, meningkat dua kali lipat pada bulan Mei yang hanya mencapai 75,000. Namun, meski seandainya ekspektasi itu benar-benar sesuai, analis mensinyalir Dolar AS tetap cenderung bearish akibat dari tingginya ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed.
Memudarnya optimisme pasar mengenai negosiasi dagang antara AS dan China, setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa kesepakatan apapun yang akan tercapai dalam perundingan itu harus menguntungkan Amerika Serikat. Padahal, Minggu depan akan diadakannya perundingan antara AS dan China.
Yield obligasi AS bertenor 10-tahunan jatuh ke bawah ambang 2 persen sejak awal pekan ini hingga terpuruk di kisaran 1.953 persen, posisi terendah sejak bulan November 2016. Keterpurukan ini meningkatkan prospek pemangkasan suku bunga Federal Reserve.
Ketika yield AS serendah ini, kecil harapan orang-orang akan berkumpul dan membeli Dolar, kata Junichi Ishikawa, (pakar strategi forex senior dari IG Securities). Lebih lanjut Junichi Ishikawa mengatakan, Sentimen condong ke pengujian sisi bawah Dolar. Ada ekspektasi suku bunga lebih rendah di Eropa dan Inggris, jadi kemungkinan lebih mudah bagi Dolar untuk bergerak terhadap Yen.