Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street pada perdagangan Rabu (8/05), turun lebih rendah untuk tiga hari berturut-turut. Hal tersebut imbas dari kekhawatiran investor atas hasil negosiasi perdagangan AS-China.
Dikutip dari Reuters, Rabu 8 Mei 2019, investor cemas menunggu hasil putaran penting kedua negara besar dalam negosiasi perdagangan AS-China. Pembicaraan yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan antara kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia buyar setelah adanya ancaman dari Presiden AS Donald Trump untuk menaikkan besaran tarif barang-barang China senilai USD.200 miliar atau setara 25 persen dari yang sebelumnya hanya 10 persen.
Dalam upaya terakhir, China pun menghapus komitmennya untuk mengubah undang-undang dalam menyelesaikan keluhan yang membuat Amerika Serikat melancarkan perang dagang. Pada hari Kamis dan Jumat, Wakil Perdana Menteri China Liu He tetap dalam kunjungannya ke Washington untuk pembicaraan perdagangan.
Dow Jones Industrial Average melemah sekitar 31,30 poin, atau 0,12 persen pada pembukaan menjadi 25.933,79. S&P 500 pada perdagangan rabu malam dibuka lebih rendah 4,44 poin, atau 0,15 persen, pada 2.879,61. sedangkan, Nasdaq Composite turun sekitar 17,52 poin, atau 0,22 persen, menjadi 7.946,24.
Lonjakan akibat ketegangan antara Amerika Serikat dan China telah membuat kekhawatiran investor akan perlambatan ekonomi global dan memaksa untuk mencari aset berisiko rendah seperti obligasi pemerintah dan yen Jepang.
Perusahaan yang merespon sensitif terhadap hal tersebut, Caterpillar Inc dan Boeing Co tergelincir sekitar 0,4 persen. Pembuat chip, yang mendapatkan sebagian besar penghasilan mereka dari China juga jatuh.
Adapun pergerakan saham lain, Nvidia Corp, Micron Technology Inc dan Advanced Micro Devices Inc juga turun sekitar 1 persen. dan sejauh minggu ini, Indeks chip Philadelphia yang lebih luas turun 4 persen, Sedang bersiap untuk mencatat persentase kerugian dalam sepekan dan terbesar sejak 21 Desember.
Chesapeake Energy Corp turun 4,7 persen setelah sebelumnya kerugian bersih kuartal pertama produsen minyak dan gas itu melebar, terpukul adanya penurunan produksi dan harga minyak mentah yang lebih rendah.