Dolar AS Melemah, Prospek Ekonomi Global Masih Belum Jelas

Indeks dolar AS pada Selasa 21 Juni 2022 melemah terhadap beberapa mata uang utama lainnya, ditengah ketidakpastian prospek ekonomi global karena langkah kebijakan moneter dari bank-bank sentral utama global untuk menahan gejolak inflasi.

Indeks dolar AS terhadap beberapa mata uang utama lainnya melemah sebesar 0,18% menjadi 104,070. Sementara, Pair EUR/USD menguat 0,41% pada 1,0552. Pair GBP/USD naik tipis 0,10% menjadi 1,2261. Pair USD/JPY menguat 0,86% menjadi $136,25.

Bank-bank sentral utama global mengambil tindakan untuk meredamkan inflasi dengan menaikkan suku bunga, sehingga menambah kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global.

Bank sentral global ramai-ramai memperketat kebijakan moneternya minggu lalu. Pada hari Rabu lalu Federal Reserve AS memutuskan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin, Kenaikan terbesar sejak 1994 meskipun ada kemungkinan risiko resesi lebih tinggi. Keesokan hari pada Kamis 16 Juni Swiss National Bank secara mengejutkan juga menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin. dan di hari yang sama Bank of England menaikkan suku bunga menjadi 1,25%.

Presiden The Fed St. Louis ‘James Bullard, mengingatkan bahwa ekspektasi inflasi AS dapat menjadi tidak meyakinkan tanpa tindakan Fed yang kredibel.

Sementara, mantan Menteri Keuangan ‘Lawrence Summers, memberikan saran untuk melawan tekanan harga dan tingkat pengangguran AS perlu naik di atas 5% untuk periode yang berkelanjutan.

Dua pejabat tinggi pengambil kebijakan Federal Reserve lainnya juga akan berpidato kemudian. Adapun, Rilis data ekonomi tertuju di sekitar data perumahan, yaitu mengenai penjualan rumah lama untuk bulan Mei yang akan dirilis pada malam ini.

Disisi lain, Ketua Federal Reserve AS ‘Jerome Powell, pada Rabu dan Kamis akan bersaksi di depan Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Klik icon dibawah untuk Membagikan Tulisan ini

Leave a Comment