Dolar AS Turun ditengah Data Inflasi Lebih Rendah dari Ekspektasi

Indeks dolar AS pada Senin petang 28 Juni 2021 melemah terhadap beberapa mata uang utama lainnya, ditengah data inflasi AS lebih rendah dari yang diperkirakan analis. Investor masih khawatir tentang kebijakan pengetatan moneter jika harga konsumen terus meningkat.

Indeks dolar AS terhadap beberapa mata uang utama lainnya melemah tipis sebesar 0,05% menjadi 91,797. Sementara, Pair EUR/USD naik 0,02% pada 1,1935. Pair GBP/USD menguat 0,09% menjadi 1,3890. Pair USD/JPY melemah 0,22% menjadi $110,53.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti naik sebesar 0,5% bulan ke bulan di bulan Mei, lebih rendah dari perkiraan analis sebesar 0,6% dan angka 0,7% pada bulan April. Indeks harga inti PEC melonjak sebesar 3,4% dalam 12 bulan hingga bulan Mei, kenaikan terbesar sejak April 1992.

Meskipun inflasi diprediksi bakal melambat pada akhir tahun 2021, Investor khawatir terhadap tekanan harga yang didorong oleh upah karena pasar tenaga kerja yang lebih ketat.

Fokus investor saat ini tertuju pada rilis data gaji pekerja nonpertanian di bulan Juni, Pada hari Jumat pekan kemarin rilis data gaji pekerja nonpertanian sebesar 559.000 untuk bulan Mei dan diharapkan akan naik sebesar 675.000 pada bulan Juni.

“Bergantung pada hasil data penggajian, pasar dapat mulai memperkirakan lebih banyak peluang kenaikan suku bunga tahun depan, kata Yukio Ishizuki, ahli strategi mata uang senior di Daiwa Securities, seperti dilansir Bloomberg.

Sementara itu, Investor tetap optimis terhadap pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung dari pandemi Covid-19 setelah Presiden AS ‘Joe Biden, mengatakan bahwa ia tidak berencana memveto RUU infrastruktur senilai $1,2 triliun jika rencana untuk pengeluaran Demokrat yang terpisah tidak lolos dari Kongres AS.

Klik icon dibawah untuk Membagikan Tulisan ini

Leave a Comment