Indeks dolar AS pada Kamis petang 4 Agustus 2022 melemah terhadap beberapa mata uang utama lainnya, ditengah kemungkinan Federal Reserve AS tetap mempertahankan sikap pengetatan moneter yang agresif berdasar data ekonomi.
Indeks dolar AS terhadap beberapa mata uang utama lainnya melemah sebesar 0,53% menjadi 105,812. Sementara, Pair EUR/USD menguat 0,62% pada 1,0227. Pair GBP/USD melemah tipis 0,03% menjadi 1,2140. Pair USD/JPY merosot 0,46% menjadi $133,24.
Dolar mendapat sentimen positif dari penilaian ulang mengenai adanya kemungkinan The Fed untuk mempertahankan sikap pengetatan moneter yang lebih agresif berdasarkan pada data ekonomi yang masuk dan pernyataan hawkish dari sejumlah pengambil kebijakan.
Adapun, Rilis data industri jasa AS pada hari rabu tanpa diduga menunjukan peningkatan untuk bulan Juli dalam pertumbuhan pesanan yang kuat, mendukung pandangan bahwa ekonomi tidak berada dalam keadaan resesi meskipun produksi turun di semester I tahun ini.
Selain itu, Para pengambil kebijakan The Fed, yaitu Presiden Fed ‘San Francisco Mary Daly, dan Minneapolis Neel Kashkari pada hari Rabu pekan ini, tertarik untuk menekankan pengendalikan lonjakan inflasi agar terus berlanjut, bahkan jika kenaikan suku bunga terkait dapat sangat membatasi kegiatan ekonomi.
Sementara itu, Bank sentral Inggris diprediksi bakal menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 1,75% level tertinggi sejak akhir 2008 saat awal krisis keuangan global silam.
BoE telah menaikkan biaya pinjaman sebesar 25 basis poin lima kali sejak bulan Desember, tetapi tingkat inflasi utama Inggris telah meroket menjadi 9,4%, angka tertinggi 40 tahun. BoE mengatakan pada bulan Juni akan bertindak tegas jika tekanan inflasi menjadi lebih tahan lama.