Harga minyak pada Senin perdagangan 13 Juni 2022 melemah lebih dari 1%, Setelah harga konsumen AS naik lebih dari yang diharapkan dan diberlakukannya kembali penguncian di China imbas Covid-19 yang baru.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) Berjangka AS melemah 1,41% menjadi $118,96 per barel. Sedangkan, Harga minyak Brent Berjangka turun 1,37% menjadi $120,34 per barel.
Harga bensin mencapai level tertinggi dan biaya makanan melonjak, menyebabkan kenaikan tahunan terbesar dalam 40 tahun terakhir. Hal itu meningkatkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan memperketat kebijakannya lebih agresif.
“Kekhawatiran itu bisa menjadi indikator kebiasaan konsumen dan meskipun permintaan bensin sedang tinggi, itu pertanda di masa depan bahwa jika harga bensin tidak stabil maka konsumen akan mengurangi, kata Phil Flynn, analis Price. Futures.
Sementara itu, Shanghai dan Beijing kembali masuk ke siaga Covid pada hari Kamis. Beberapa bagian dari Shanghai telah diberlakukan kembali pembatasan baru dan kota itu mengumumkan putaran pengujian massal. Impor minyak mentah China pada Mei naik hampir 12% dari tahun sebelumnya, ketika mereka rendah.
“Ini tidak menunjukkan bahwa permintaan minyak meningkat. Sebaliknya, China ada kemungkinan akan bertindak oportunis, membeli minyak mentah yang berasal dari Rusia dengan harga yang jauh lebih rendah daripada harga pasar global untuk mengisi kembali stoknya, kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
Disisi lain, Arab Saudi, negara pengekspor utama minyak dunia, pada bulan Juli berencana untuk mengalihkan beberapa minyak mentah ke Eropa dari China untuk meningkatkan pasokan di Barat, mengutip data dari Reuters.