Harga Minyak naik tipis pada hari Selasa 09 Juli 2019 di atas $ 64 per barel karena pemotongan pasokan OPEC dan ketegangan yang terjadi di Timur Tengah dan perselisihan perdagangan antara AS dan China yang telah menyeret turun ekonomi global dan permintaan minyak.
OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia sepakat minggu lalu untuk memperpanjang kesepakatan pemotongan pasokan mereka sampai Maret 2020. Brent telah naik hampir 20% pada tahun 2019 didukung oleh pakta dan juga ketegangan di Timur Tengah, terutama kekhawatiran tentang pertikaian mengenai program nuklir Iran.
Dikutip dari laman Reuters, Harga minyak mentah Brent naik 15 sen menjadi $ 64,26 per barel. Sementara pada minyak West Texas Intermediate AS naik 9 sen menjadi $ 57,75.
“OPEC dan sekutunya melakukan yang terbaik untuk mendukung pasar,” kata Tamas Varga, seorang analis dengan PVM.
Ketegangan yang meningkat antara Iran dan Amerika Serikat telah membuat kedua negara hampir mengalami konflik yang panjang pada Bulan lalu, Namun, Presiden Donald Trump membatalkan serangan udara yang sudah direncanakan sebagai balasan atas Iran yang telah menembak jatuh pesawat tak berawak AS.
Minyak juga mendapat dukungan dari laporan yang diperkirakan menunjukkan terjadinya penurunan persediaan minyak mentah AS. Stok minyak mentah AS diperkirakan turun 3,6 juta barel. laporan pada pasokan minggu ini dari American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri.
Produksi minyak Rusia turun mendekati level terendah tiga tahun pada awal Juli, terseret oleh penurunan produksi dari produsen terbesar Rosneft.
Penurunan tersebut menyusul penemuan minyak mentah yang terkontaminasi yang mempengaruhi pipa Druzhba ke Eropa. Sementara, Pelaku pasar khawatir akan pasokan dan keamanan yang disebabkan oleh perang dagang AS-China yang telah mengurangi prospek pertumbuhan ekonomi global.
Dua konsumen minyak terbesar dunia akan memulai kembali perundingan perdagangan minggu ini, meskipun ada beberapa tanda perbedaan dalam perundingan setelah setahun perselisihan terjadi.