Harga minyak stabil pada hari Selasa, memangkas kenaikan sebelumnya bersama dengan pasar saham yang lebih rendah karena adanya harapan akan terjadi kesepakatan dagang antar kedua negara besar Amerika Serikat dan China. Namun, China kurang optimis untuk kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat.
Dikutip dari reuters, Minyak mentah Brent turun 3 sen per barel pada $ 58,67. Benchmark global mencapai tertinggi di $ 59,44. Sementara Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 22 sen menjadi $ 53,86 per barel setelah sebelumnya menyentuh tertinggi $ 54,57.
“Harga minyak mengikuti pasar saham lebih rendah karena ketidakpastian perdagangan,” kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago.
Presiden AS Donald Trump, Mengatakan pada hari Senin bahwa ia percaya Cina berkeinginan untuk mencapai kesepakatan. Sementara Wakil Perdana Menteri China Liu He mengatakan Cina lebih tenang dan bersedia dalam penyelesaian perselisihan perdagangan melalui negosiasi.
Harga minyak mentah turun sekitar 20% dari bulan April yang tertinggi 2019, sebagian karena kekhawatiran bahwa perang perdagangan AS-China merusak ekonomi global, yang dapat mengurangi permintaan minyak.
Kementerian Perdagangan China pekan lalu mengatakan akan memberlakukan tarif tambahan senilai $75 Miliar 5% atau 10% pada 5.078 produk yang berasal dari Amerika Serikat, termasuk minyak mentah, produk pertanian dan pesawat kecil. Tarif baru ini akan mulai berlaku dalam dua tahapan yaitu 1 September dan kemudian dilanjutkan pada 15 Desember.
Sebagai pembalasan, Trump mengatakan dia memerintahkan perusahaan-perusahaan AS untuk mencari cara untuk menutup operasi di China dan membuat produk di Amerika Serikat.
Langkah-langkah itu memicu reaksi dari perusahaan-perusahaan Cina, seperti Sinopec mencari pembebasan tarif untuk mengimpor minyak AS dalam beberapa bulan mendatang.
Disisi lain, persediaan minyak mentah dan bensin AS diperkirakan menurun minggu lalu, sementara stok sulingan terlihat lebih tinggi.