Harga minyak pada Senin petang 12 September 2022 menguat lebih dari 1%, karena pembicaraan nuklir Iran tampaknya tidak berjalan mulus dan pasokan yang ketat belum bisa memenuhi permintaan yang masih kuat.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) Berjangka AS meroket 1,39% menjadi $88,00 per barel. Sedangkan, Harga minyak Brent Berjangka naik 1,54% menjadi $94,27 per barel.
Inggris, Jerman dan Prancis pada hari Sabtu mengatakan bahwa mereka masih meragukan keseriusan tentang niat Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir. Kegagalan untuk menghidupkan kembali kesepakatan pada 2015 akan membuat minyak Iran keluar dari pasar dan menjaga pasokan minyak global tetap ketat.
Harga minyak global bisa rebound menjelang akhir tahun 2022, dengan pasokan yang diperkirakan akan semakin ketat ketika embargo Uni Eropa terhadap minyak dari Rusia mulai berlaku pada 5 Desember.
G7 akan memberi sangsi dengan menerapkan batas harga minyak Rusia untuk mengurangi pendapatan ekspor minyak negara itu, sebagai bentuk hukuman kepada Moskow atas invasi ke Ukraina. dan terus berupaya memastikan memastikan bahwa minyak masih bisa mengalir ke negara-negara berkembang.
Sementara itu, Permintaan minyak di China dapat berkontraksi pada tahun ini untuk pertama kalinya dalam kurun waktu dua dekade karena kebijakan nol Covid-19 Beijing membuat orang tetap di rumah selama musim liburan dan mengurangi konsumsi bahan bakar.
“Kehadiran dari pembatasan kebijakan nol Covid-19 di China dan moderasi lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan ekonomi global masih dapat menarik beberapa keraguan atas kenaikan yang lebih berkelanjutan, kata ‘Jun Rong Yeap, ahli strategi pasar di IG.