Harga minyak turun pada perdagangan hari ini Selasa 16 Juli 2019, karena kembali beroperasi produksi minyak di Teluk AS setelah Badai tropis Barry melanda selama akhir pekan, sementara data ekonomi China menurunkan prospek permintaan minyak mentah.
DIkutip dari laman Reuters, Minyak mentah berjangka Brent turun 10 sen, atau 0,2%, pada $ 66,38 per barel. Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun USD0,63 atau 1,1% menjadi menetap pada USD59,58 per barel.
Kedua kontrak pekan lalu membuat keuntungan mingguan terbesar mereka dalam tiga minggu terakhir, karena persediaan minyak AS turun dan ketegangan diplomatik yang sedang meningkat di Timur Tengah.
Harga minyak melemah karena produsen pada hari Senin mulai memulihkan sebagian dari hampir 74% dari output yang ditutup di platform Teluk AS. kekhawatiran tentang kelebihan pasokan kembali ke permukaan.
Sementara, data China pada hari Senin menunjukkan output industri dan data ritel mengalahkan ekspektasi, angka keseluruhan menunjukkan pertumbuhan ekonomi triwulanan paling lambat dalam beberapa dekade.
Throughput (banyaknya produksi) minyak China naik per hari pada Juni ke rekor 13,07 juta barel, meningkat sekitar 7,7% dari tahun sebelumnya, menyusul dimulainya pembuatan dua kilang besar baru.
Namun, Pada pertumbuhan ekonomi China hanya tumbuh 6,2% pada kuartal kedua 2019, merupakan pertumbuhan terlemah dalam 27 tahun menyoroti dampak dari ketegangan perdagangan dengan AS serta meningkatkan adanya kemungkinan lebih banyak insentif diperlukan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.