Harga minyak pada Jum’at 08 Desember 2023 menguat, Naiknya harga minyak masih dalam level negatif untuk minggu ketujuh berturut-turut akibat pemangkasan produksi yang mengecewakan dan pasokan AS yang tinggi seiring meningkatnya kekhawatiran akan melemahnya permintaan minyak.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) Berjangka AS menguat 1,60% menjadi $70,45 per barel. Sedangkan, Harga minyak Brent Berjangka naik 1,59% menjadi $75,23 per barel.
Pemangkasan produksi yang mengecewakan dari OPEC+ (Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya) telah membebani harga minyak mentah. Organisasi tersebut mengumumkan pemangkasan produksi baru kurang dari 1 juta barel per hari hingga tahun 2024.
Laporan pekan ini menunjukkan bahwa Rusia dan Arab Saudi sebagai pemimpin OPEC+ kini mempertimbangkan lebih banyak pengurangan produksi, meskipun baru-baru ini terjadi perselisihan antara anggota OPEC+ yang mengindikasikan bahwa ruang lingkup pembatasan produksi di masa depan dari OPEC+ masih terbatas.
Rusia dan Arab Saudi telah memimpin OPEC+ selama setahun terakhir dalam memangkas pasokan. Namun, langkah-langkah mereka hanya memberikan dukungan singkat bagi harga minyak.
Di Amerika Serikat, Produksi minyak tetap berada di dekat rekor tertingginya dalam sepekan yang berakhir 1 Desember sebesar 13 juta barel per hari. Peningkatan stok bahan bakar yang sangat besar juga meningkatkan kekhawatiran dan menandakan akan melambatnya konsumsi bahan bakar di negara konsumen terbesar kedua di dunia ini.
Sementara itu, Melemahnya impor minyak dari China juga membebani harga, usai data minggu ini menunjukkan pengiriman minyak ke negara tersebut mencapai level terendah empat bulan pada November.
Data tersebut telah menimbulkan kekhawatiran atas turunnya permintaan minyak mentah di China, Hal ini juga terjadi setelah beberapa data ekonomi yang kurang memuaskan untuk bulan November, yang mengisaratkan pelemahan yang berkelanjutan di negara ini.